Data-data akomodasi yang tersedia baik dalam publikasi Sumatera Utara dalam Angka ataupun Kabupaten Dalam Angka secara umum belum konsisten. Dalam Sumatera dalam Angka 2020, jumlah hotel bintang dan non bintang di Sumatera Utara sebanyak 388 unit akomodasi dengan 8.369 kamar. Sekitar 73 persen akomodasi komersial di Kawasan Danau Toba belum menggunakan platform booking online. Sisanya sudah memanfaatkan layanan pemesanan yang disediakan Traveloka, Tripadvisor, Booking.com, Trivago, dan Agoda. Akomodasi komersial yang terdaftar di platform pemesanan online mencakup hotel bintang maupun tidak, yang sebagian besar terletak di Karo, Simalungun, dan Samosir.
Sebagian besar (51 persen) akomodasi berada di Kabupaten Karo, khususya di Berastagi, dan Kabupaten Samosir, khususnya di Tuk-Tuk. Sebagian besar akomodasi merupakan hotel non bintang (92,5 persen). Hotel bintang sebagian besar berlokasi di Kabupaten Karo dan Simalungun (Parapat). Kabupaten lain seperti Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, dan Pakpak Bharat memiliki akomodasi yang lebih terbatas, dan sebagian besar dalam kategori kecil dengan rata-rata 23 kamar per unit. Kabupaten Karo memiliki beberapa hotel besar yang sebagian merupakan Penanaman Modal Asing (PMA).
Tabel Jumlah Akomodasi di Sumatera Utara
No.
|
Kabupaten
|
Akomodasi Komersial (2019)
|
Terdaftar di Platform Booking Online (2018-2019)
|
Proporsi Akomodasi yang Memanfaatkan Booking Online
|
||
Bintang
|
Non-Bintang
|
Total
|
||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
1.
|
Karo
|
10
|
90
|
100
|
25
|
25,0%
|
2.
|
Simalungun
|
11
|
55
|
66
|
26
|
39,4%
|
3.
|
Samosir
|
4
|
94
|
98
|
43
|
43,9%
|
4.
|
Toba Samosir
|
-
|
63
|
63
|
11
|
17,5%
|
5.
|
Tapanuli Utara
|
3
|
24
|
27
|
4
|
14,8%
|
6.
|
HumbangHasundutan
|
1
|
9
|
10
|
-
|
-
|
7.
|
Dairi
|
-
|
21
|
21
|
-
|
-
|
8.
|
Pakpak Bharat
|
-
|
3
|
3
|
-
|
-
|
Total
|
29
|
359
|
388
|
109
|
28%
|
Tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate-CAGR) akomodasi dan kamar di Sumatera Utara dalam lima tahun terakhir masing-masing sebesar 8,3 persen dan 7,1 persen. Pertumbuhan akomodasi tertinggi tercatat di Kabupaten Toba Samosir. Berdasarkan wawancara dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan General Manager hotel di beberapa kabupaten, pertumbuhan hotel yang tinggi sejak 2016 disebabkan oleh peningkatan aksesibilitas ke Danau Toba, terutama aksesibilitas darat antara Medan – Karo via Berastagi dan Medan – Simalungun via Pematang Siantar, serta pembukaan Bandara Silangit. Investasi hotel-hotel baru di Berastagi, Parapat, dan Balige mencakup penyediaan fasilitas Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE), serta pengembangan hotel butik-kontemporer untuk mengakomodir kebutuhan pasar millennials. Sarana akomodasi yang berusia cukup tua masih kesulitan untuk beradaptasi dengan perkembangan permintaan pasar.
2. Sarana Makan dan Minum
Sarana makan dan minum yang tersebar di 8 kabupaten didominasi oleh masakan Batak. Sarana makan dan minum dengan cakupan layanan lokal, atau melayani penduduk sekitar umumnya memiliki pilihan menu yang terbatas. Sarana makan minum dengan variasi lebih banyak terkonsentrasi di pusat-pusat pariwisata, yang juga lebih siap dalam hal layanannya, seperti kemampuan berbahasa Inggris dan penggunaan dapur terbuka, sehingga pengunjung dapat mengetahui tingkat kebersihan selama proses memasak. Penggunaan bahan-bahan lokal juga mulai dilakukan, termasuk penggunaan buah-buahan lokal, rempah Batak, dan sayuran dari perkebunan di sekitarnya. Pusat wisata yang disebutkan di atas adalah kawasan wisata populer yang telah berkembang sejak lama, termasuk KTA Parapat, KTA Simanindo, dan Berastagi. Kawasan yang baru berkembang seperti KTA Balige juga memiliki beragam variasi, tingkat kesiapan, inovasi, dan kualitas layanan yang terus ditingkatkan. Di sisi lain, sarana makan dan minum di KTA Pangururan cenderung melayani kebutuhan di tingkat lokal, sehingga ketersediaan, tingkat kesiapan, dan kualitas layanan belum memadai. Wisatawan cenderung tidak menginap di KTA Pangururan dan langsung menuju ke KTA Simanindo karena jarak yang berdekatan.
Tabel Jumlah Rumah Makan Tahun 2017
No. |
Kabupaten |
Rumah Makan (unit) |
1. |
Karo |
346 |
2. |
Toba Samosir |
148 |
3. |
Tapanuli Utara |
23 |
4. |
HumbangHasundutan |
32 |
5. |
Samosir |
104 |
6. |
Pakpak Bharat |
14 |
Sumber: Karo Dalam Angka (2018); Dinas Pariwisata Tapanuli Utara (2018), Toba Samosir Dalam Angka (2018); Dinas Pariwisata Humbang Hasundutan (2018); Dinas Pariwisata Samosir (2018); Dinas Pariwisata Pakpak Bharat (2018)
Gambar Sarana Makan-Minum di Koridor Pariwisata: Berastagi dan Tuk-Tuk
Gambar Rumah Makan di Tepi Tebing dan Badan Danau
Salah satu permasalahan saat ini yaitu terdapat cukup banyak rumah makan ilegal di Kawasan Danau Toba yang lokasinya tidak sesuai dengan daya dukungnya, misalnya ribbon development rumah makan di tepi tebing, di sempadan dan bahkan menjorok ke badan air. Pada kawasan-kawasan tersebut, pertumbuhan rumah makan awalnya bermula dari 1 – 2 warung semi permanen, yang kemudian tumbuh di luar kendali dan menjadi koridor rumah makan permanen. Beberapa rumah makan di pinggir danau juga melakukan reklamasi.
3. Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE)
MICE adalah kegiatan yang dapat dilakukan untuk menarik wisatawan di luar peak season, mendorong peningkatan lama tinggal, dan menawarkan kegiatan tambahan yang mendukung pengembangan pariwisata di Danau Toba. Kehadiran MICE di Danau Toba dapat memberikan efek berganda terhadap industri pariwisata melalui peningkatan hunian hotel, layanan kuliner, layanan transportasi, souvenir dan lain-lain.
Penyelenggara atau pengguna MICE cenderung mencari ketersediaan ruang pertemuan di akomodasi dengan kapasitas yang lebih besar dan pada hotel-hotel berbintang. Oleh karena itu, distribusi MICE di Kawasan Danau Toba terkonsentrasi di Parapat, Balige, Simanindo, Berastagi, serta untuk kapasitas tertentu di Pangururan. Pemerintah, perusahaan swasta, dan pengguna sudah menggunakan fasilitas MICE di Parapat, Simanindo, dan Berastagi sejak lama. Fasilitas MICE di Parapat, Simanindo, dan Brastagi juga memiliki kualitas layanan yang lebih baik dalam hal kesiapan staf, ketersediaan peralatan teknis pendukung, aksesibilitas yang baik, serta kedekatannya dengan DTW, dibandingkan dengan kawasan lainnya. Balige menjadi destinasi dengan pertumbuhan MICE yang signifikan seperti ditunjukkan dengan pembangunan beberapa hotel baru yang memiliki fasilitas MICE. Selain pengembangan hotel baru, Bandara Sisingamangaraja XII (Silangit) adalah faktor lain yang memicu pertumbuhan permintaan MICE untuk Balige dan kawasan-kawasan di bagian selatan. Disisi lain, Pangururan memiliki beberapa akomodasi yang menyediakan fasilitas MICE dengan kapasitas kecil. Sarana akomodasi di Pangururan pada umumnya digunakan oleh Pemerintah Daerah atau stakeholder lainnya untuk mengadakan pelatihan dan seminar dengan target penduduk setempat.
Tabel Ketersediaan Fasilitas MICE di 8 Kabupaten (2018)
Kabupaten |
Kecamatan |
Fasilitas MICE |
Karo
|
Merek
|
Simalem Resort
|
Brastagi
|
Mikie Holiday Resort, Sinabung Hills Hotel, Rudang Hotel & Resort, Hotel Grand Orri, Berastagi Cottage
|
|
Simalungun
|
Girsang Sipangan Bolon
|
Inna Parapat, Niagara, Atsari, Siantar Hotel Parapat, Parapat View, Patra Comfort, Sapadia, Balai Harungan Bolon, Danau Toba International Cottage Parapat
|
Toba Samosir
|
Ajibata
|
Star Beach Hotel, Opriss, Aek Jordan
|
Balige
|
Nabasa Hotel, HKBP Convention Hall, Hotel Sumatera, GM Marsaringar, Villa Sapadia, Mess Pemprovsu, Hotel Gelora Tao Toba Beach, Hotel Mareda
|
|
Laguboti
|
IT DEL Convension Hall, Sere Nauli, BaritaUli I, BaritaUli II,
|
|
Porsea
|
Hotel Santo Djaya
|
|
Tampahan
|
Tiara Bunga Hotel Balige, Almonsari Panatapan Resort
|
|
Tapanuli Utara
|
Siborongborong
|
Noah Hotel Silangit
|
Samosir
|
Simanindo
|
Anju Cottages, Samosir Villa Resort, Lekjon Cottage, Silintong Hotel, Toba Beach, Thyesza, Ambaroba Hotel Resort, Tabo Cottages
|
Pangururan
|
Parbaba Beach Hotel, Saulina Resort
|
|
Dairi
|
Silahisabungan
|
Debang Resort
|
Sidikalang
|
Mutiara Dairi Hotel, Gedung Bale Karina
|
|
TOTAL |
47 Fasilitas |
Sumber: Survei Primer dan Sekunder (2018)
4. Pusat Informasi Pariwisata
Pusat informasi Pariwisata adalah salah satu fasilitas yang menyediakan informasi pariwisata yang akurat dan terkini bagi wisatawan. Pusat informasi ini juga menjadi wahana untuk mempromosikan destinasi, dan mengedukasi wisatawan tentang keunikan (termasuk kearifan lokal) kawasan tersebut. Pada Kawasan Danau Toba, terdapat empat Pusat Informasi Pariwisata (Touris Information Center - TIC) dan dua Pusat Informasi Geopark (Geopark Information Center - GIC).
Tabel Pusat Informasi Pariwisata (2018)
No |
Pusat Informasi |
Lokasi |
1 |
TIC Parapat |
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun |
2 |
TIC Tuktuk |
Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir |
3 |
TIC Tele |
Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir |
4 |
TIC Silangit Airport |
Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara |
5 |
GIC Parapat |
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun |
6 |
GIC Sigulatti |
Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir |
Sumber: Survei Primer (2018)
Secara umum, keempat TIC yang tersedia belum berfungsi secara optimal, walaupun sebagian besar terletak di lokasi strategis yang dilewati oleh wisatawan. TIC yang ada belum dikelola dengan baik. Sebagai contoh, TIC portabel di Bandara Silangit belum memiliki informasi yang lengkap tentang kawasan, namun justru menyediakan banyak informasi destinasi lain di Indonesia. Kendala lain berkaitan dengan formulir wisatawan yang belum disiapkan dengan baik dan kemampuan berbahasa Inggris staf yang terbatas. Sebagian besar staf juga idak memiliki pemahaman yang memadai tentang daya tarik Danau Toba sebagai destinasi pariwisata. TIC di Menara Pandang Tele juga tidak berfungsi sama sekali, dimana terdapat signage pusat informasi namun bangunan dalam keadaan kosong tanpa peralatan dan materi pendukung, seperti peta, pamflet, dan sebagainya.
Penyediaan GIC yang terletak di Sigulatti dan Parapat merupakan salah satu kriteria yang harus dipenuhi untuk mendukung pengembangan Kaldera Toba menjadi salah satu Jaringan UNESCO Global Geopark. GIC berada di bawah pengawasan Badan Pengelolaan Geopark Kaldera Toba dan berfungsi untuk memberikan informasi dan pendidikan bagi wsiatawan tentang berbagai informasi terkait Kaldera Toba dan 3 komponen utama geopark yaitu geo-diversity, culturediversity, dan bio-diversity.
GIC Parapat menyediakan ekshibisi yang cukup menarik dan lengkap, tetapi tidak diimbangi oleh ketersediaan dan kemampuan staf yang memadai sebagai geo-interpreter. GIC Sigulatti yang terletak di atas bukit telah beberapa kali mengalami kerusakan karena angin kencang. Kondisi ini berkaitan dengan pemilihan lokasi yang kurang tepat, meskipun merupakan lokasi turunnya Raja Batak pertama. Lokasi GIC Sigulatti juga sulit ditemukan sehingga jarang dikunjungi oleh wisatawan. GIC Sigulatti memiliki ekshibisi yang masih terbatas dibandingkan dengan yang ada di Parapat, dan belum memiliki staf yang memahami informasi terkait geopark dengan baik.
Gambar TIC Portabel di Bandara Silangit dan TIC Menara Pandang Tele
Gambar Geopark Information Center (GIC) Sigulatti
Lampiran File :