Lokasi Program Toba

Atraksi

Atraksi atau Daya Tarik Wisata (DTW) merupakan unsur dasar dalam 5A yang didukung oleh komponen lainnya. DTW berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Danau Toba merupakan DTW yang unik dan langka sebagai kawasan kaldera yang terbentuk dari letusan Gunung Berapi Super sekitar 74.000 tahun yang lalu, danau terbesar di Asia Tenggara, dan gunung berapi-tektonik dengan panjang 100 km, lebar 30 km, kedalaman 505 meter, dan terletak di ketinggian 904 meter di atas permukaan laut (Rencana Induk dan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba dan sekitarnya, 2012). Kawasan Danau Toba merupakan Kaldera Quartery terbesar di dunia dan menjadikannya sebagai warisan dunia yang penting dengan beragam keanekaragaman geologi, biologis, dan budaya, yang juga didukung oleh atraksi buatan manusia.

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa DTW di 31 Kecamatan Kawasan Danau Toba berjumlah kurang lebih 123 DTW ditambah dengan 4 DTW di Kabupaten Pakpak Bharat. Jumlah tersebut kemungkinan bisa terus bertambah, seiring dengan teridentifikasinya tempat-tempat baru yang dipopulerkan menjadi DTW, maupun yang diciptakan sebagai daya tarik buatan pada kurun waktu perencanaan. Potensi seperti di destinasi berbasis danau di negara lainnya, seperti Danau Taupo di Selandia Baru dan Danau Tahoe di Amerika juga terdapat di Danau Toba. Misalnya sumber air panas, trekking alam, wisata air, peninggalan sejarah, wisata kelililing danau, wisata petualangan, air terjun, dan sebagainya.


Gambar Ilustrasi Keanekaragaman Geosites Danau Toba

Sumber: Survei Primer, 2018

 Kawasan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) telah diajukan dua kali pada 2013 dan 2016. Pada tahun 2019 Kaldera Toba ditetapkan sebagai UGG pada acara The 6th Asia Pasicific Geoprak Network (APGN) . Pada tahun 2020 Kaldera Toba diharapkan menjadi anggota UNESCO Global Geopark. Meskipun geosite memiliki signfikansi yang tinggi, namun belum terdapat aturan dan kebijakan spesifik untuk perlindungannya. Pengembangan Geopark Kaldera Toba telah diharmonisasikan dalam RIPT Danau Toba, karena kriteria UGG sejalan dengan tujuan pengembangan pariwisata di Danau Toba.

Salah satu daya tarik utama di Danau Toba adalah alamnya yang membentang dari Timur ke Barat, dari Selatan ke Utara, dengan variasi bentangan dalam bentuk danau, sungai, perbukitan, pegunungan, air tejun, hutan, dll. Pemandangan luar biasa ini dapat dilihat dari berbagai sisi danau, yaitu dari titik tertentu sebagai Panoramic View sampai ke sepanjang jalur dalam bentuk Scenic Road.


Gambar Ilustrasi viewscapes di Danau Toba: A. Sipiso-piso ke Danau Toba; B. Sipiso-piso ke Gunung Sipiso-piso; C. Air Terjun Sipiso-piso; D. Scenic Road Lembah Bakkara

Sumber: Survei Primer, 2019

Beberapa titik menikmati Panoramic View dan jalur Scenic Road sudah dikenal sebagai DTW, sehingga sudah terdapat fasilitas untuk wisatawan. Namun sebagian besar fasilitas ini belum secara tepat dibangun/diletakkan sehingga mengganggu pemandangan dan mengurangi daya tariknya, seperti kios-kios, signage, akomodasi, dll.


Gambar Fasilitas yang mengganggu Viewscapes: A. Signage; B. Ribbon Development (deretan warung di pinggir tebing); C. Pembangunan sarana toilet oleh Swasta; D. Makam warga setempat

Sumber: Survei Primer, 2018-2019

Aktivitas ini mencakup pilihan-pilihan kegiatan berwisata yang ditawarkan bagi wisatawan di DTW. Kegiatan-kegiatan ini berfokus pada produk wisata yang dihasilkan untuk menjawab minat wisatawan. Secara umum, tipologi wisatawan dapat diidentifikasi berdasarkan minat mereka dalam berwisata, yaitu:

a. Alosentris, wisatawan sebagai wanderers, yang umumnya mencari pengalaman dan petualangan baru dalam berbagai kegiatan. Kelompok wisatawan ini lebih suka menjelajahi kawasan baru dan tidak biasa sebelum orang lain menemukan kawasan tersebut, serta senang bertemu berbagai orang dari budaya yang berbeda. Wisatawan tipe alocentris umumnya tidak mencari hotel yang terlalu bagus dan cenderung mencari sarana akomodasi yang menggunakan identitas lokal.

b. Psikosentris, wisatawan yang umumnya merupakan repeaters dan tidak terlalu suka berpetualang. Kelompok wisatawan ini lebih memilih untuk kembali ke destinasi wisata yang sudah dikenal sebelumnya, dimana mereka dapat lebih bersantai dan sudah mengetahui jenis makanan dan aktivitas apa yang akan dilakukan. Wisatawan tipe psikosentris lebih suka berkendara ke destinasi yang dituju, menginap di akomodasi dan berwisata kuliner di restoran bertipe keluarga.

c.  Midsentris, wisatawan dengan kecenderungan diantara kedua tipe sebelumnya.

Keseluruhan DTW dapat melayani semua jenis wisatawan, baik alosentris, midsentris, dan psikosentris. Berdasarkan survei primer, beberapa aktivitas yang dapat dilakukan setiap jenis wisatawan adalah sebagai berikut.

Alosentris

1)    Tinggal di Desa Tradisional

Kegiatan ini dilakukan oleh wisatawan yang ingin merasakan nilai-nilai kehidupan di desa tradisional, dan cenderung tinggal di homestay. Aktivitas ini dapat ditemukan di Desa Meat, Desa Jangga Dolok, Desa Sibandang, Desa Silimalombu, dan desa lainnya.

Gambar Desa Tuktuk

 2)    Berkemah 

Kegiatan ini dilakukan di ruang terbuka alami, termasuk di Taman Eden, Danau Sidihoni, Bukit Holbung, dan beberapa ruang terbuka lainnya.

 

3)    Olah raga berbasis air: kano dan rafting

Aktivitas ini dapat ditemukan di pantai-pantai bersifat rekreasional seperti Pantai Bulbul Balige, Pantai Parbaba Samosir, Pantai Bebas Parapat, Pantai Tigaras, dan sebagainya. Peralatan untuk kegiatan ini umumnya sudah disediakan oleh perusahaan lokal untuk disewakan. Meskipun demikian, tidak semua area di danau cocok untuk olahraga air, dimana sebagian lainnya lebih cocok untuk arung jeram, ataupun berbagai kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh petualang dan millennials.

Gambar Rafting di Parapat

 4)    Paragliding

Kegiatan olahraga ekstrem ini hanya menarik wisatawan minat khusus dan umumnya dilakukan ketika terdapat event dan perlombaan terkait. Kawasan Danau Toba yang cocok untuk kegiatan ini antara lain Huta Ginjang di Muara dan Area Kantor Pemerintahan Pakpak Bharat yang terletak di atas bukit.

Gambar Paragliding di Pulau Samosir

5)    Tur Geologi

Danau Toba sebagai UNESCO Global Geopark memiliki beberapa geosite yang dapat dijelajahi oleh wisatawan yang tertarik pada alam, dan kelompok akademisi.

 

6)    Hard hiking dan trekking

Hard hiking dan trekking ini biasanya dilakukan oleh para wisatawan di taman alam dengan medan yang cukup menantang dan variatif, seperti Taman Eden, Pusuk Buhit, Gunung Sipiso-piso, dan sebagainya. Kawasan-kawasan tersebut memiliki banyak potensi untuk dikembangkan lebih lanjut melalui penyediaan sarana prasarana pendukung.

Gambar Desa Silimalombu dan Camping di Danau Sidihoni

 Psikosentris

1)  Sightseeing dan relax

Kegiatan ini dapat ditemukan di hampir setiap DTW, serta biasanya dilakukan bersama keluarga dan kerabat untuk menikmati keindahan dan kesejukan alam.

 

2)  Berbelanja

Hampir semua wisatawan tertarik untuk berbelanja, terutama untuk cinderamata khas dan makanan lokal. Kerajinan tangan dan produk lokal dapat ditemukan di pusat-pusat pariwisata, seperti Parapat, Tomok, Pantai Parbaba, dan Balige. Dalam hal ini, dibutuhkan lebih banyak inovasi untuk menghasilkan produk dan cinderamata yang lebih menarik.

 

3)  Kuliner

Makanan umumnya menjadi salah satu daya tarik dari setiap destinasi, dimana keunikan rasanya membuat wisata kuliner sangat populer bagi hampir semua segmen wisatawan.

Gambar Pemandangan di Pusuk Buhit dan Pusat Cinderemata di Makam Raja Sidabutar

 Midsentris

 

1)  Bersepeda

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh wisatawan untuk menikmati alam di sekitar kawasan pusat pariwisata, seperti Tuktuk. Terkadang beberapa wisatawan bersepeda dalam tur keliling Pulau Samosir.

Gambar Bersepeda di Pulau Samosir

 2) Hiking (jarak pendek)

Dalam medan yang lebih ringan dibanding sebelumnya, beberapa wisatawan juga tertarik untuk melakukan kegiatan ini, misalnya di Bukit Holbung, atau Danau Aek Natonang. Penyediaan penunjuk jalan di Pulau Samosir juga dapat mendukung pengembangan aktivitas hiking ringan tersebut.

Gambar Hiking di Pulau Samosir

 3)  Mengunjungi DTW budaya

Kegiatan ini cukup menarik bagi wisatawan yang penasaran dengan keindahan warisan budaya dan sejarah, dimana mengambil foto atau swafoto adalah aktivitas populer untuk dokumentasi pribadi dan media sosial. Dalam hal ini, ketersediaan interpretasi sangat penting dalam mendukung aktivitas di DTW budaya. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan juga dapat meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan.

Gambar Melihat Kebudayaan di Pulau Samosir

 4) Boat cruising

Di Pulau Samosir telah tersedia satu boat yang bisa disewa untuk pesiar dan kegiatan lainnya di perairan danau. Selain itu juga terdapat beberapa pemilik kapal yang menyewakan perahunya untuk kegiatan ini dengan sistem charter sepanjang hari. Sebagian besar hotel di Tuk-tuk Pulau Samosir memiliki kapal untuk disewakan kepada wisatawan.

Gambar Boat Cruising

 5) Rekreasi berbasis air: waterpark, banana boat, dan sebagainya

Di kawasan waterfront, terdapat sejumlah kegiatan menantang yang dapat dinikmati oleh wisatawan, seperti Water Fun Nine dan banana boat di beberapa lokasi seperti Pantai Bulbul dan Pantai Parbaba.

Gambar Huta Siallagan dan Aktivitas di Air Terjun Situmurun

Selain aktivitas wisata di atas, berbagai festival, karnaval dan sebagainya telah menjadi bagian dari aktivitas budaya dan olahraga di Danau Toba. Event budaya menawarkan beragam produk budaya, mulai dari musik, tarian, hingga hasil pertanian; sedangkan event olahraga berfokus pada perlombaan sepeda, berlari, dan sebagainya. Kedua jenis event tersebut dilakukan di tingkat lokal, regional, nasional atau internasional, atau kombinasi dari keempatnya. Pada 2016 - 2019, lima event budaya internasional tahunan yang diselenggarakan antara lain Samosir International Music Festival, Toba Caldera World Music Festival, International Tobatak Festival, 1st and 2nd North Sumatera International Choir Competition, Grand Fondo New York (GFNY) Championship Asia, dan International Toba Kayak Marathon. Berdasarkan tren Calendar of Events Danau Toba dalam periode 2016 – 2019, dapat disimpulkan bahwa event Danau Toba cenderung diadakan pada peak season, yaitu Juni – Agustus yang merupakan musim liburan sekolah, dan akhir tahun. Sebaliknya, jumlah event di low season masih terbatas.

Gambar Karnaval Pesona Danau Toba, 2018

Sumber: Survei Primer, 2018


No. Title File Category Download