Lokasi Program Toba

Jalan Terkait Pariwisata

Tourism Relevant Road (TRR) atau secara sederhana dapat disebut dengan jalan yang menghubungkan objek wisata dimulai dari gerbang menuju ke TDA atau disebut jalur wisata. Jalur wisata merupakan sejumlah ruas jalan dalam sistem jaringan jalan yang teridenfikasi digunakan oleh wisatawan untuk menuju destinasi-destinasi wisata dalam sebuah wilayah. TRR bisa terdiri dari berbagai status jalan (nasional, provinsi, kabupaten) dan fungsi jalan (arteri, kolektor, lokal). TRR harus menjadi perhatian utama jika akan suatu wilayah akan mengembangkan destinasi wisatanya. TRR harus dalam kondisi tingkat pelayanan mantap atau baik.
Kondisi tingkat pelayanan TRR akan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan wisata disuatu destinasi wisata. Baik buruknya pelayanan, secara umum, diukur dengan tingkat kenyamanan pengemudi (riding quality) pada saat melewati sebuah ruas jalan, indikator utama adalah kerataan jalan. Standar parameter kerataan disebut International Roughness Index (IRI). Salah satu metode pengukuran nilai IRI yang biasa dilakukan di Indonesia adalah NAASRA roughness meter merupakan dan metode pelaksanaannya mengacu pada SNI 03-3426-1994. Nilai IRI di Indonesia digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi kondisi kemantapan permukaan infrastruktur jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga menetapkan nilai batas IRI yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kekasaran infrastruktur jalan, terbagi dalam empat kondisi kekasaran infrastruktur jalan yaitu baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat. Semakin besar nilai IRI maka tingkat riding quality akan semakin rendah. Jalan dikategorikan baik jika nilai IRI < 4, kategori sedang jika nilai IRI antara 4-8, kategori rusak ringan jika nilai IRI antara 8-12, dan jika IRI >12 maka jalan dikategorikan dalam kondisi rusak berat.
TRR dengan kualitas akses yang mendukung infrastruktur pada layanan dasar,  memperkuat hubungan ekonomi lokal dengan pariwisata, dan menarik investasi swasta di destinasi wisata (KTA). Peningkatan prasarana transportasi meningkatkan keselamatan jalan bagi penghuni dan pengunjung, mengurangi waktu transportasi untuk perdagangan dan aktivitas bisnis, dan lebih ramah lingkungan.


International Roughness Index (IRI)
Jalan yang memiliki kekasaran (roughness) permukaan yang buruk dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan, kecelakaan lalu lintas, peningkatan beban dinamis pada permukaan jalan sehingga mempercepat proses kerusakan jalan, serta kerusakan kendaraan. Jika kekasaran permukaan jalan tidak dipelihara dan dirawat secara berkala maka akan berdampak buruk pada pengguna jalan dan infrastruktur jalan itu sendiri. Dampak langsung kekasaran jalan yang buruk diantaranya, memberikan tekanan pada struktur kendaraan, menurunkan tingkat kenyamanan bagi pengguna jalan, meningkatkan beban dinamis pada permukaan jalan oleh roda kendaraan sehingga dapat mempercepat kerusakan pada struktur jalan, dan mengurangi keefektifan transmisi kendaraan, khususnya yang berhubungan dengan pengemudian dan tindakan pengereman karena hal ini sangat berhubungan dengan risiko kecelakaan dan peningkatan kelelahan pengguna jalan. Dampak tidak langsung kondisi kekasaran jalan yang buruk yaitu bertambahnya biaya operasional kendaraan diantaranya, biaya konsumsi bahan bakar minyak (BBM), biaya keausan ban, biaya perawatan dan perbaikan kendaraan, serta biaya depresiasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi dan perawatan kekasaran permukaan jalan yang teratur akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi pengguna jalan.

Pengukuran kekasaran permukaan jalan dibutuhkan karena ketidaksempurnaan geometri permukaan infrastruktur jalan akan menyebabkan getaran pada kendaraan pada saat melintasi jalan tersebut. IRI digunakan untuk mengukur kekasaran permukaan jalan, kekasaran yang diukur pada setiap lokasi diasumsikan mewakili fisik di lokasi tersebut. Tingkat kerataan jalan IRI merupakan salah satu faktor/fungsi pelayanan dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pengemudi (riding quality). Ada beberapa penyebab ketidakrataan permukaan jalan, yaitu:

  1. Beban lalulintas
  2. Efek dari lingkungan
  3. Material konstruksi
  4. Penyimpangan terhadap proses konstruksi jalan

Salah satu metode pengukuran nilai IRI yang biasa dilakukan di Indonesia adalah NAASRA roughness meter merupakan dan metode pelaksanaannya mengacu pada SNI 03-3426-1994. Nilai IRI di Indonesia digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi kondisi kemantapan permukaan infrastruktur jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga menetapkan nilai batas IRI yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kekasaran infrastruktur jalan, terbagi dalam empat kondisi kekasaran infrastruktur jalan yaitu baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat. Semakin kecil nilai IRI maka semakin buruk atau semakin tidak mantap jalan tersebut, sebaliknya besar nilai IRI maka semakin semakin baik atau semakin mantap jalan tersebut.


No. Title File Category Download
1 TOBA - Rekapitulasi Data IRI Undang-Undang